Mencium Tangan

Mencium tangan bolak balik bukan sebuah bentuk pengkultusan atau penyembahan, namun sebagai bentuk mahabbah (cinta), adab, dan mengikuti akhlak-akhlak tabarruk para sahabat Nabi, dan ulama-ulama terdahulu

Berikut ini adalah pendapat ulama tentang mencium tangan:

1. Imam Ibnu Hajar al-Asqalani, telah menyitir pendapat Imam Nawawi sebagai berikut : Imam Nawawi berkata; mencium tangan seseorang karena zuhudnya, kebaikannya, ilmunya, atau karena kedudukannya dalam agama adalah perbuatan yang tidak dimakruhkan, bahkan hal yang demikian itu disunahkan. Pendapat ini juga didukung oleh Imam al-Bajuri dalam kitab “Hasyiah”, juz 2, halaman.116.

2. Imam al-Zaila’i, Beliau berkata : (dibolehkan) mencium tangan seorang ulama dan orang yang wira’i karena mengharap barakahnya.

Didalam pesanten, bersalaman merupakah hal yang tidak bisa ditinggalkan. Para santri sudah diajarkan untuk selalu bersalaman apabila bertemu dengan guru, orang tua, saudara dan juga teman. 

Seorang santri biasa bersalaman dengan cara mencium tangan orang yang dihormatinya atau orang yang lebih tua darinya. Berjabat tangan kepada kedua orangtua dengan cara menciumnya tentu berpahala lebih hebat lagi. Begitu juga bersalaman dengan guru dengan merendahkan badan sebagai lambang menghormati ilmunya, tentu akan bertambah-tambah pahalanya di sisi Allah SWT.

Termasuk menjabat tangan ulama.  Nabi SAW bersabda dalam hadits yang dikutip oleh Imam Jalaluddin al-Suyuthi dalam Lubab al-Hadits, “Barangsiapa yang menjabat tangan seorang ulama, maka seolah-olah ia menjabat tanganku.”

Bagi seorang santri, mencium tangan merupakan hal yang lumrah. Meraka sudah biasa melakukan hal itu kepada kyai, guru, orang tua, atau orang yang lebih dewasa. Mencium tangan saat bersalaman merupakan bentuk penghormatan kepada orang tersebut juga sebagai bentuk sikap ta’zim santri kepada ulama.

Dalam bersalam dengan para guru dan ulama, santri memiliki praktek cium tangan yang khas, yaitu cium tangan dhohir dan bathin, cium tangan bagian luar dan bagian dalam alias cium tangan bolak balik. Cara cium tangan seperti ini dilakukan santri dengan tujuan tabarukan atau ngalap barokah.

Hal inilah yang mungkin dianggap agak unik oleh khalayak umum yang memang belum begitu kenal dengan budaya santri di Indonesia.

Bukan hanya santri, yang sudah berpangkat kyai pun ketika bertemu dengan gurunya atau pun ulama khos yang lainnya pun akan berperilaku demikian, karena pada dasarnya kyai pun selamanya adalah santri bagi para gurunya dan ulama-ulama yang lebih sepuh.

Cium tangan bolak balik bukan sebuah bentuk pengkultusan atau penyembahan, seperti anggapan sebagian kalangan dari  beberapa aliran dalam islam.

Namun, cium tangan bolak balik adalah sebagai bentuk mahabbah (cinta), adab, dan mengikuti akhlak-akhlak tabarruk para sahabat Nabi, dan ulama-ulama terdahulu.

Sumber:https://pesantren.id/cium-tangan-bolak-balik-salah-satu-kebiasaan-santri-11146/

Lebih baru Lebih lama
Laa ilaaha illallaah adalah benteng-Ku, siapa mengucapkannya maka ia masuk kedalam benteng-Ku, dan siapa yg masuk dalam benteng-Ku maka ia aman dari siksa-Ku.