Tiga Kelompok Orang Tua Menurut Imam Ghazali

Keridhaan Allah terletak pada keridhaan orang tua, dan murka Allah pun tergantung pada murkanya.


"Aba’uka tsalatsatun, abuka alladzi waladaka, walladzi zawwajaka ibnatahu, walladzi `allamaka, wahuwa afdholuhum" 


"Bapak-bapakmu ada tiga macam, yaitu yang memperanakkan dirimu, yang mengawinkanmu dengan anak gadisnya, dan yang mengajarimu ialah yang utama di antara mereka” 


Perkataan di atas mengandung arti kedudukan utama seorang guru bagi seorang murid, dalam pandangan orang-orang dahulu di kalangan masyarakat Islam Ahlussunnah Waljama’ah, dan masyarakat Islam di Nusantara. Perkataan di atas mengandaikan ada 3 orang: Orang tua kandung, mertua, dan guru. Tetapi dalam praktiknya, orang tua bisa saja menjadi guru, demikian juga mertua; dan hal ini menjadi utama, ketika orang tua kandung atau mertua, juga sekaligus guru. 


Pengutamaan kepada mereka kemudian diwujudkan dalam penghormatan kepada guru. Mengirimi hadiah fatihah, dan mendoakan; demikian juga seorang guru, akan mendoakan murid-muridnya.


Berkaitan dengan penghormatan itu, dalam kitab Ta’lim ada perkataan Imam Ali, yang berbunyi begini: “Saya adalah seorang hamba bagi orang yang telah mengajariku satu huruf, terserah saya mau dijual, ataupun mau dimerdekakan tetap menjadi hambanya.” 


Perkataan Imam Ali ini adalah perkataan-perkataan simbolik. Seorang guru yang alim dan arif, tidak mungkin menjadikan murid sebagai hamba. Karena seorang yang alim dan arif, yang menjadi guru adalah laksana Nabi kepada umatnya, maka dia adalah bapak dan juga orang tua yang mengasuh, membesarkan dan mengajarinya-mendidiknya tentang ilmu. Maka perkataan di atas, lebih merupakan ajakan untuk menghormati dan berinteraksi dengan adab adab yang baik kepada guru.


Karena kedudukan penting seorang guru, lebih-lebih guru yang menunjukkan jalan spiritual, guru yang menunjukkan pedoman hidup halal haram, guru yang menunjukkan mengenal Alloh, maka guru-guru seperti ini, adalah guru yang memang pantas dan layak dihormati. Guru yang demikian adalah bapak bagi para murid-muridnya; dan doa yang mustajabah menurut sebagian hadits Nabi di antaranya adalah doa-doa bapak kepada anaknya, yang berarti juga di dalamnya guru-guru kepada muridnya. Guru-guru yang demikian, mereka ini mengajari pengertian-pengertian agama, sekaligus ijazah-ijazah dzikir dan talqin-talqin wirid.


Orang tua, menurut Imam Ghazali RA, dibagi ke dalam tiga kelompok:


1. Orang tua yang melahirkanmu
الأب الذي ولدك
2. Orang tua yang mengawinkanmu
الأب الذي زوجك
3. Orang tua yang mengajarimu
الأب الذي علمك

Yang pertama disebut orang tua kandung; kedua disebut mertua, yaitu orang tua dari pasangan hidup kita; dan ketiga adalah guru yaitu orang tua yang senantiasa mendidik dan mengajari kita berbagai ilmu.

Maka, setiap perintah dalam Al-Quran maupun Hadis Rasulullah SAW yang menyuruh kita berbakti dan berbuat baik kepada orang tua, adalah mencakup ketiganya.

وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا ۖ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا

Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang ibu-bapakmu. (Qs. An-Nisa [4]: 36)

Ketiga jenis orang tua itulah yang --diakui atau tidak-- paling berjasa membesarkan dan membentuk kita.

Berbuat baiklah kepada ketiganya, dan jangan sekali-kali mendurhakainya. Dan jangan lupa, selalu selipkanlah doa-doa terbaik untuk ketiganya, baik di waktu hidupnya ataupun setelah kematiannya.

Ketahuilah, bahwa Rasulullah SAW menegaskan bahwa ridha Allah terletak pada keridhaan orang tua, dan murka Allah pun tergantung pada murkanya.


لَآاِلَهَ اِلَّاالله ~ لَآاِلَهَ اِلَّاالله ~ لَآاِلَهَ اِلَّاالله
Lebih baru Lebih lama
Laa ilaaha illallaah adalah benteng-Ku, siapa mengucapkannya maka ia masuk kedalam benteng-Ku, dan siapa yg masuk dalam benteng-Ku maka ia aman dari siksa-Ku.