Berdasarkan hasil sidang isbat yang digelar pada Selasa (27/5/2025) pemerintah mengumumkan, 1 Dzulhijjah 1446 H jatuh pada hari Rabu, 28 Mei 2025 dan Idul Adha 2025 (10 Dzulhijjah 1446 H) jatuh pada hari Jumat, tanggal 6 Juni 2025.
Ada 3 amalan sunah Puasa yang bisa dikerjakan sebelum Idul adha.
1. Puasa Dzulhijjah (1-7 Dzulhijjah / 28 Mei sampai dengan 3 Juni 2025)
Puasa ini dimulai sejak hari pertama bulan Dzulhijjah dan dilaksanakan selama tujuh hari berturut-turut. Meskipun tidak wajib, puasa ini sangat dianjurkan karena merupakan bentuk syukur dan kesiapan hati menyambut hari raya kurban. Rasulullah SAW sendiri disebutkan rutin berpuasa pada hari-hari ini.
2. Puasa Tarwiyah (8 Dzulhijjah / 4 Juni 2025)
Hari Tarwiyah merupakan hari kedelapan bulan Dzulhijjah dan memiliki nilai spiritual tinggi dalam Islam. Menurut beberapa riwayat, orang yang berpuasa di hari Tarwiyah akan diampuni dosa setahun yang lalu. Puasa ini juga menjadi pemanasan spiritual menjelang puncak ibadah di Hari Arafah.
3. Puasa Arafah (9 Dzulhijjah / 5 Juni 2025)
Ini adalah puasa paling istimewa sebelum Idul Adha. Rasulullah SAW bersabda: "Puasa pada hari Arafah, aku berharap kepada Allah bahwa ia dapat menghapus dosa setahun sebelumnya dan setahun sesudahnya." (HR. Muslim).
Keutamaan Puasa Arafah dan Tarwiyah
Puasa Tarwiyah dikerjakan pada tanggal 8 Dzulhijjah dan merupakan salah satu amalan sunah di awal bulan Dzulhijjah.
Puasa ini dianjurkan karena termasuk dalam amalan salih di 10 hari pertama Dzulhijjah, yang sangat dicintai oleh Allah. Nabi Muhammad SAW bersabda:
مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الأَيَّامِ يَعْنِى أَيَّامَ الْعَشْرِ. قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ قَالَ وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ إِلاَّ رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَىْءٍ
"Tidak ada satu amal sholeh yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal sholeh yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzulhijjah)." Para sahabat bertanya: "Tidak pula jihad di jalan Allah?" Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: "Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali satupun." (HR. Abu Daud, At Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad).
Dengan dasar hadits ini, maka puasa Tarwiyah tetap menjadi amalan yang dapat dikerjakan sebagai bentuk ibadah di hari-hari terbaik dalam setahun.
Berbeda dengan Tarwiyah, keutamaan puasa Arafah disampaikan secara eksplisit dalam hadits sahih. Puasa Arafah yang dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah memiliki pahala yang sangat besar, khususnya bagi kaum muslimin yang tidak sedang menunaikan haji.
Dari Abu Qotadah, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ
"Puasa Arofah dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu." (HR. Muslim no. 1162)
1. Niat Puasa Dzulhijjah (1-7 Dzulhijjah) : Nawaitu shauma syahru dzulhijjah sunnatan lillaahi ta'aala. ("Aku berniat puasa bulan Dzulhijjah, sunnah karena Allah Ta'ala.")
2. Niat Puasa Tarwiyah (8 Dzulhijjah) : Nawaitu shauma tarwiyata sunnatan lillāhi Ta'ala. ("Saya berniat melakukan puasa sunah Tarwiyah karena Allah Ta'ala.")
3. Niat Puasa Arafah (9 Dzulhijjah) : Nawaitu shauma 'arafata sunnatan lillaahi ta'aala. ("Saya berniat puasa 'Arafah, sunnah karena Allah Ta'ala.")
Untuk tatacaranya sama seperti pelaksanaan puasa sunat yang lainnya. Jika ada yang kurang jelas, bisa ditanyakan pada saat pengajian rutin.
Demikian informasi terkait pelaksanaan puasa Tarwiyah dan Arafah 2025. Semoga bermanfaat!
