Perbedaan antara Ujian, Musibah dan Azab

1.  UJIAN atau COBAAN

Ujian hanya diberikan kepada orang-orang yang sholeh dan taat kepada Allah SWT. Dan ujian ini bisa berupa kesulitan maupun kesenangan, kebaikan maupun keburukan. Ujian adalah satu proses seleksi untuk naik kelas. Kesulitan yang dihadapi oleh orang adalah kesulitan yang memang diprogram untuk mengukur tingkat kemampuannya mengatasi masalah.

... وَنَبْلُوْكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً    

QS. Al Anbiya  (21) :  35.  .. Kami menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. ..

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَمْوَالِ وَالْاَنْفُسِ وَالثَّمَرٰتِۗ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ

QS. Al Baqoroh (2) : 155.  Kami pasti akan mengujimu dengan sedikit ketakutan dan kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Sampaikanlah (wahai Nabi Muhammad,) kabar gembira kepada orang-orang sabar,

اِنَّا جَعَلْنَا مَا عَلَى الْاَرْضِ زِيْنَةً لَّهَا لِنَبْلُوَهُمْ اَيُّهُمْ اَحْسَنُ عَمَلًا

QS. Al Kahfi (18) : 7.  Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di atas bumi sebagai perhiasan baginya agar Kami menguji mereka siapakah di antaranya yang lebih baik perbuatannya.

2. MUSIBAH, BALA BENCANA, MALAPETAKA

Kata musibah berasal dari kata a-saba yang berarti suatu kejadian yang menimpa kita. Kata musibah dalam bahasa Indonesia selalu dikaitkan dengan semua peristiwa yang menyakitkan, menyengsarakan, dan bernilai negatif yang menimpa manusia.

Musibah biasanya berbentuk apa yang tidak disukai. Musibah adalah teguran atau peringatan yang terjadi atas ketentuan Allah SWT, terjadi karena kesalahan yang kita perbuat

وَمَآ اَصَابَكُمْ مِّنْ مُّصِيْبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ اَيْدِيْكُمْ وَيَعْفُوْا عَنْ كَثِيْرٍ

QS. Asy Syura (42)  : 30  Dan apa saja musibah yang menimpa kamu, maka disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri. Dan Allah SWT memaafkan sebagian besar dari kesalahan-kesalahanmu.

مَآ اَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ اللّٰهِ, وَمَآ اَصَابَكَ مِنْ سَيِّئَةٍ فَمِنْ نَّفْسِكَ

QS. An Nisa (4) : 79  Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah SWT, dan apa saja bencana yang menimpamu maka dari kesalahan dirimu sendiri

MUSIBAH SUDAH TERTULIS DALAM LAUHUL MAHFUZ

مَآ اَصَابَ مِنْ مُّصِيْبَةٍ فِى الْاَرْضِ وَلَا فِيْٓ اَنْفُسِكُمْ اِلَّا فِيْ كِتٰبٍ مِّنْ قَبْلِ اَنْ نَّبْرَاَهَا ۗاِنَّ ذٰلِكَ عَلَى اللّٰهِ يَسِيْرٌۖ لِّكَيْلَا تَأْسَوْا عَلٰى مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوْا بِمَآ اٰتٰىكُمْ ۗوَاللّٰهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُوْرٍۙ

QS. Al Hadid (57) : 22.  Tidak ada bencana (apa pun) yang menimpa di bumi dan tidak (juga yang menimpa) dirimu, kecuali telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfuz) sebelum Kami mewujudkannya. Sesungguhnya hal itu mudah bagi Allah.

23.  (Yang demikian itu kami tetapkan) agar kamu tidak bersedih terhadap apa yang luput dari kamu dan tidak pula terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.

TANDA MUSIBAH MENURUT SYEIKH ABDUL QODIR JAILANI QSA

Tanda bala (musibah) sebagai hukuman dan sebagai pembalasan adalah orang tersebut tidak bersabar, bahkan bersedih dan mengeluh kepada makhluk.

Tanda bala (musibah) sebagai penebus dan penghapus kesalahan adalah kesabaran yang indah tanpa mengeluh, tidak bersedih dan tidak gelisah, serta tidak merasa berat ketika melaksanakan perintah dan ketaatan.

Tanda bala  (musibah) sebagai pengangkat derajat adalah adanya rhida, merasa cocok/sesuai (atas takdir Allah), dan merasa tenang jiwanya serta tunduk patuh terhadap takdir hingga hilangnya musibah tersebut” (At Tabaqatul Kubra As-Sya’rani, hal. 193).

MENYIKAPI MUSIBAH

Dalam sebuah hadis qudsi, Allah Ta’ala berfirman,

أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِيْ

Aku sesuai dengan persangkaan hamba-Ku (HR. Bukhari).

Salah satu cara agar kita selalu husnuzan kepada Allah agar mendapat ridha-Nya bahwa musibah ini adalah takdir terbaik bagi kita yaitu dengan meyakini bahwa Allah akan memberikan ujian bagi hamba yang Allah cintai.

Rasulullah Shallallahu ‘alahi wasallam bersabda,

وَإِ نَّ اللهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلاَهُمْ، فَمَنْ رَضِيَ فَلَهُ الرِّضَا، وَمَنْ سَخِطَفَلَهُ السُّخْطُ

Apabila Allah mencintai seseorang, maka Allah akan memberikan cobaan kepadanya. Barangsiapa yang rida (menerimanya), maka Allah akan merhidainya. Dan barangsiapa yang murka (tidak menerimanya), maka Allah murka kepadanya” (HR. At-Tirmidzi).

Ujian yang disegerakan di dunia juga tanda kebaikan dari Allah Ta’ala.

Rasulullah Shallallahu ‘alahi wasallam bersabda,

إِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِعَبْدِهِ الْخَيْرَ عَجَّلَ لَهُ الْعُقُوبَةَ فِى الدُّنْيَا وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِعَبْدِهِ الشَّرَّ أَمْسَكَ عَنْهُ بِذَنْبِهِ حَتَّى يُوَفَّى بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Jika Allah menginginkan kebaikan pada hamba, Dia akan segerakan hukuman di dunia. Jika Allah menghendaki kejelekan padanya, Dia akan mengakhirkan balasan atas dosa yang dia perbuat hingga akan ditunaikan pada hari kiamat kelak” (HR. Tirmidzi).

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Rahimahullah berkata,

مُصِيبَةٌ تُقَبَلَ بِهَا عَلَى اللهِ، خَيرٌ لَكَ مِنَ نِعْمَةٍ تُنْسِيكَ ذِكْرَ الله

Musibah yang mendekatkanmu kepada Allah lebih baik dari nikmat yang membuatmu lupa kepada Allah” (Tasliyah Ahlil Mashaa-ib, hal. 227).

3. AZAB

Kata ‘azab berasal dari kata ‘a-zaa-ba yang artinya sangat bervariasi sesuai dengan konteksnya. ‘Ażāb bisa bermakna sesuatu yang membuat tersiksa. Kata ‘azab dikaitkan dengan berbagai peristiwa yang menimpa manusia maka kata ‘azab berarti siksaan. Berbagai peristiwa yang menimpa manusia karena perbuatan yang melanggar ketetapan Allah disebut dengan ‘azab baik yang berdampak besar maupun kecil.

Azab adalah hal yang diberikan kepada Allah SWT kepada orang-orang yang tidak beriman, hal yang sangat mengerikan baik di dunia maupun di akhirat,

اَلَّذِيْنَ كَفَرُوْا تُصِيْبُهُمْ بِمَا صَنَعُوْا قَارِعَةٌ اَوْ تَحُلُّ قَرِيْبًا مِّنْ دَارِهِمْ حَتّٰى يَأْتِيَ وَعْدُ اللّٰهِ

QS. Ar Ra'd [13] : 31 Orang-orang yang tidak beriman senantiasa ditimpa bencana disebabkan perbuatan mereka sendiri, atau bencana itu terjadi dekat dengan tempat kediaman mereka…

وَلَنُذِيْقَنَّهُمْ مِّنَ الْعَذَابِ الْاَدْنٰى دُوْنَ الْعَذَابِ الْاَكْبَرِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ وَمَنْ اَظْلَمُ مِمَّنْ ذُكِّرَ بِاٰيٰتِ رَبِّهٖ ثُمَّ اَعْرَضَ عَنْهَا ۗاِنَّا مِنَ الْمُجْرِمِيْنَ مُنْتَقِمُوْنَ

QS. Al Sajdah (32) : 21.  Kami pasti akan menimpakan kepada mereka sebagian azab yang dekat (di dunia) sebelum azab yang lebih besar (di akhirat) agar mereka kembali (ke jalan yang benar).

وَالَّذِيْنَ كَفَرُوْا بِاٰيٰتِ اللّٰهِ وَلِقَاۤىِٕهٖٓ اُولٰۤىِٕكَ يَىِٕسُوْا مِنْ رَّحْمَتِيْ وَاُولٰۤىِٕكَ لَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌ

QS. Al Ankabut (29) : 23.  Orang-orang yang kufur terhadap ayat-ayat Allah dan pertemuan dengan-Nya, mereka itu berputus asa dari rahmat-Ku dan mereka itu akan mendapat azab yang pedih.

Azab dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:

1. Azab dunia, biasanya terjadi dengan adanya beberapa mukjizat yang telah disampaikan oleh para nabi dan rasul, sehingga para umat menyangkal semua mukjizat itu. Biasanya berupa bencana alam, kelaparan, kekeringan dan lainnya.

2. Azab kubur, terjadi selama dalam alam barzakh selama makhluk berada di dalam masa penantian untuk kehidupan kedua.

3. Azab akhirat. ada setelah adanya penghisaban di Padang Mahsyar, bagi mereka yang di dunia tidak pernah melakukan kebaikan akan mendapat azab yang kekal selamanya.

لَهُمْ عَذَابٌ فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا وَلَعَذَابُ الْاٰخِرَةِ اَشَقُّۚ وَمَا لَهُمْ مِّنَ اللّٰهِ مِنْ وَّاقٍ

QS. Ar-Rad (13) : 34.  Bagi merekalah azab (yang pedih) dalam kehidupan dunia dan azab akhirat pasti lebih pedih. Tidak ada seorang pun yang melindungi mereka dari (azab) Allah.

لَآاِلَهَ اِلَّاالله ~ لَآاِلَهَ اِلَّاالله ~ لَآاِلَهَ اِلَّاالله 
Lebih baru Lebih lama
Laa ilaaha illallaah adalah benteng-Ku, siapa mengucapkannya maka ia masuk kedalam benteng-Ku, dan siapa yg masuk dalam benteng-Ku maka ia aman dari siksa-Ku.